oleh

Tuduhan ke Tonny Pariela Ambisi Rebut Ketum KONI Maluku, Ngaur dan Dangkal

Ambon, BM – Terkait pemberitaan salah satu media online dengan judul “Diduga Ambisi Tonny Pariela Dihadang Sam Latuconsina ke Musorprovlub KONI Maluku” terkesan ngaur, dangkal dan tendensius.

Bantahan tersebut disampaikan Chris Samallo yang juga Bendahara Kontingen Maluku PON XXI Aceh-Sumatera Utara saat itu kepada media ini, Jumat (10/01/2025).

Menurut Chris, isi pemberitaan yang menyatakan Profesor Tonny Pariela melakukan konsolidasi kekuatan di salah satu hotel di Kota Medan Sumatera utara, adalah tuduhan yang sangat tidak mendasar dan terkesan ngaur.

Pasalnya, kehadiran Profesor Tonny Pariela saat PON XXI di Medan Sumatera Utara, dalam kapasitasnya sebagai Penasehat Kontingen PON Maluku.

“Sesuai Surat Keputusan Gubernur Maluku Nomor 1089 Tahun 2024 tentang perubahan atas Keputusan Gubernur Maluku Nomor 1006 Tahun 2024 tentang pembentukan Kontingen Provinsi Maluku PON ke XXI Tahun 2024 di Aceh dan Sumatera Utara, Prof. Tonny Pariela mengikuti PON XXI Di Medan dalam kapasitas sebagai Penasehat Kontingen,” ujar Chris.

“Jadi tidak benar kalau Prof Tonny Pariela saat mendampingi kontingen Maluku pada PON XXI di Medan, Sumatera Utara, sekaligus melakukan konsolidasi. Karena keberadaan beliau pada ajang PON sesuai penugasan Penjabat Gubernur Maluku adalah sebagai penasehat kontingen,” tambah Chris.

Menurut Chris, sebagai penasehat kontingen sangatlah wajar jika Profesor Tonny Pariela pada beberapa kesempatan melakukan konsolidasi dengan pelatih, atau anggota CDM untuk memastikan kesiapan atlet dan pelatih mengikuti pertandingan-pertandingan yang diikuti atlit-atlit Maluku.

“Tidak ada angenda atau misi lain selain yang beliau jalankan, selain untuk konsolidasi kontingen, apalagi untuk kepentingan Musorprovlub KONI Maluku yang agendanya baru digulirkan oleh sekelompok orang beberapa minggu terakhir ini,” tandasnya.

Jika ada yang mengkaitkan keberadaan Profesor Tonny Pariela saat pelaksaanaan PON XXI Di Medan Sumatera utara dengan isu Musorprovlub, menurutnya itu sudah menunjukan kedangkalan analisa dan terkesan tendensius, karena sangat tidak mungkin hal tersebut akan dilakukan oleh Profesor Tonny Pariela.

“Apalagi dengan menghubung-hubungkan kehadirannya dengan beberapa anggota CDM (Jantje Haumase dan Ari Sahetapy) yang juga berada di Medan Sumatera Utara saat itu,” ujarnya.

Chris berkata, sebagai mantan Ketua Umum KONI periode 2017-2021, tentunya Profesor Tonny Pariela sangat mengetahui betul bagaimana suasana psikologis kontingen saat diperhadapkan dengan tekanan-tekanan yang akan dihadapi saat PON dilaksanakan, apalagi kontingen Maluku yang ada di Wilayah Medan Sumatera utara tidak diorganisir seacara baik oleh CDM yang ada di Wilayah Medan Sumatera Utara saat itu.

Hal lain yang perlu diklarifikasi kata Chris, adalah sebagai figur yang lama bergelut di dunia olahraga, mulai dari Atlet Karate Maluku dengan sabuk terakhir hitam atau Dan-III, sampai menjadi ketua Umum KONI Provinsi Maluku, Profesor Tonny Pariela pasti mengikuti dengan baik dinamika keolahragaan yang terjadi di Maluku, apalagi yang terjadi dengan organisasi KONI Maluku saat ini. Namun bila dikatakan berambisi untuk Kembali memimpin KONI Maluku adalah hal yang sangat tidak mungkin beliau dilakukan.

“Bila dikatakan Profesor Tonny Pariela berambisi untuk kembali menjadi Ketua Umum KONI Maluku dan bersaing dengan Sam Latuconsina, adalah tuduhan yang tidak berdasar, dan menunjukan betapa dangkalnya kempuan analisis dalam mengelola dan merangkai kondisi-kondisi faktual atas dinamika KONI Maluku saat ini. Karena, apabila Sam Latuconsina mau jadi Ketua Umum KONI Provinsi Maluku atau Ketua Umum KONI Pusat sekalipun, Profesor Toni Pariela tidak ada niatan sedikitpun mencampurinya, apalagi melakukan upaya-upaya menjegal yang bersangkutan,” tandasnya.

“Janganlah kita menggunakan analisa-analisa yang dangkal dan tidak mendasar alias ngaur, untuk sengaja membangun opini sebagai upaya membenturkan kedua tokoh ini.  Apalagi kemudian melebeli pelaku-pelaku olahraga dengan sebutan-sebutan (“orang-orang gila, sarang pencuri, para penjilat”), yang sebenarnya tidak pantas untuk ditampilkan sebagai bahan konsumsi pembaca, dan sekedar memberi bobot materi pada isi opini yang kemudian secara tidak langsung menunjukan kedangkalan berfikir apalagi jika itu bukan seorang mantan atlet, pelatih atau pelaku olahraga,” tambahnya.

Chris berpendapat, jika Profesor Tonny Pariela diminta masukan atau pandangan atas keinginan Sam Latuconsina untuk maju sebagai ketua KONI Maluku, pasti sebagai sama sama anggota KONI Maluku saat itu, Dimana Prof Toni sebagai Ketua KONI Kota Ambon dan Sam Latuconsina sebagai Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Maluku yang saat itu sama-sama menyelamatkan KONI Maluku lewat Musorprovlub atas pengrusakan pengelolaan organisasi dengan berbagai indikasi kecurangan pengelolaan angaran dana Hibah KONI Maluku  saat itu, tentu Profesor Tonny Pariela akan memberikan penilaian yang positif, dikarenakan beliau pasti sangat kenal bagaimana kemampuan Sam Latuconsina.

“Lakukanlah dengan analisis yang berdasar atas fakta dan data yang benar, bukan atas dasar prasangka dan dugaan,.  Kasihan, kalau Masyarakat olahraga di Maluku harus disuguhi dan mengkonsumsi informasi-informasi yang dikemas atas dasar dugaan-dugaan yang tidak memiliki keterkaitan dan tidak terbukti kebenaranya, akan membentuk presepsi-presepsi yang  merugikan orang lain,” pungkasnya. (**)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *