Ambon, BM – Anggota DPRD Maluku, Anos Yermias mengatakan, pelayanan transpotasi kapal laut ke Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) masih sangat minim. Bahkan, selama tahun 2024 sudah tidak lagi terdengar lagi program Tol Laut di Maluku.
Padahal, lanjut politisi Partai Golkar yang berada di Komisi III DPRD Maluku ini, tujuan utama dari Tol Laut Indonesia yang digagasas Presiden Joko Widodo, yakni untuk meningkatkan konektivitas antar pulau dan memperkuat perekonomian di daerah terpencil dan terluar, yang mana melalui program ini, diharapkan dapat mengurangi disparitas pembangunan antara wilayah di Indonesia termasuk di Maluku.
“Soal kapal perintis Tol Laut di Maluku, sudah nyaris tak terdengar lagi lagi di tahun 2024,” ujar Yermias saat menghadiri Talkshow yang digelar PT Pelni Pusat, Kamis (02/08/2024).
Menurutnya, di MBD masih membutuhkan pelayanan kapal, dikarenakan kapal Pelni belum sama sekali menyinggahi pelabuhan yang ada disana.
“Soal trayek seperti yang dijelaskan ibu Dirut, bahwa ada 26 armada yang melayani transpotasi di Indonesia, dimana Maluku dengan 11 kabupaten/Kota yang tidak membutuhkan kapal itu Kota Ambon,” ucapnya.
Menurutnya, kebijakan trayek kapal menjadi kewenangan Dirjen Perhubungan Laut (Hubla), sehingga dengan Talkshow yang dihadiri semua pengambil kebijakan, MBD dapat disinggahi kapal Pelni.
Yermias yang juga Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Maluku juga berkata, dengan kondisi rute yang melalui laut Banda, jika perubahan iklim yang menyebabkan gelombang laut, maka tidak bisa dilalui dengan menggunakan kapal printis, kecuali kapal Pelni dengan type 3000.
“Untuk itu kepada Dirjen Hubla yang kebetulan hadir di Talkshow ini, saya minta berharap persoalan ini bisa diatasi. Kalau bisa tahun ini jangan lama-lama pak, karena masyarakat kami ini, kalau berpergian melalui laut Banda dan laut itu disaat-saat tertentu gelobangnya ganas, sehingga butuh perhatian serius dari bapak,” pinta Yermias.
Yermias juga tak menampik jika banyak kapal Perintis yang melayani pulau di Maluku, tapi rata-rata type GT 2000, sehingga kalau bisa ada kapal yang memiliki GT 3000 agar bisa melalui laut Banda.
“Di Maluku saat ini terdapat sudah cukup lumayan, hanya saja penempatan rute kapal yang sering kali terjadi perubahan, sehingga sering terjadi penumpukan masyarakat untuk menunggu jadwal keberangkatan kapal, sehingga diharapkan lewat Talkshow ini juga, dapat mengatasi semua yang menjadi keresahan ditengah-tengah masyarakat di Maluku,” pungkasnya. (BM-03)