Ambon, BM – Dalam rangka membumikan dakwah Zakat, Infaq dan Sedekah di Provinsi Maluku, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Maluku bersilaturahmi dengan para ulama se-Maluku.
Dibawah sorotan tema “Membumikan Dakwah Zakat, Infaq dan Sedekah di Bumi Maluku”, silaturahmi BAZNAS Provinsi Maluku dengan para Ustad tersebut, berlangsung Sabtu (24/12/2022) di Aula Lantai 4 Hotel Grand Avira Ambon.
Dalam laporannya, Ketua Bidang Program BAZNAS Provinsi Maluku, Ustad Abdul Karim Tawaulu mengatakan, silaturahmi antara BAZNAS Provinsi Maluku dengan para Ulama se-Maluku ini, sudah sejak lama direncanakan dan baru bisa dilaksanakan saat ini, dalam rangka menggaungkan dakwah zakat, infaq dan sedekah di daerah ini.
“Ini merupakan salah satu program BAZNAS Provinsi Maluku yang sudah direncanakan sejak lama, dan alhamdulillah baru bisa terlaksana di hari ini,” demikian diungkapkan Ustad Abdul Karim Tawaulu, disela-sela kegiatan tersebut.
Hal ini, menurut Ustad Tawaulu, dikarenakan BAZNAS Provinsi Maluku ingin mengetahui sejauh mana pemamfaatan zakat, keumatan kita, termasuk dengan sejauh mana prospek data infaq dan sedekah di Provinsi Maluku.
Selain itu, lanjut Ustad Tawaulu, silaturahmi ini bertujuan untuk memperkuat konsolidasi antar seluruh ulama yang ada di Provinsi Maluku, terkhususnya Kota Ambon, untuk bagaimana membicarakan pemamfaatan dana ummat dalam bentuk zakat, infaq dan sedekah.
“Hal ini dikarenakan hampir semua materi-materi dakwah maupun ceramah, sedikit sekali yang menyinggung soal zakat, infaq dan sedekah,” pungkasnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua BAZNAS Provinsi Maluku, Ustad Arsal Rizal Tuasikal mengatakan, dalam dua pekan terakhir, BAZNAS Provinsi Maluku telah melaksanakan lima kegiatan.
“Jadi selama dua pekan ini, kita (BAZNAS) telah melakukan lima kegiatan,” kata Ustad Arsal saat memberikan sambutannya.
Menurutnya, selain menggelar Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) yang melibatkan BAZNAS Kabupaten/Kota se-Maluku, juga telah digelar sosialisasi Zakat dan sosialisasi Stunting, hasil kerjasama BAZNAS Provinsi Maluku dengan TP-PKK Provinsi Maluku.
“Saat sosialisasi zakat dan stunting, juga telah ditandatangani Momerandum of Understanding (MoU) antara BAZNAS dengan TP-PKK Maluku beberapa waktu lalu,” jelasnya.
Menurut Ustad Arsal, rata-rata orang-orang yang kurang mendapatkan asupan gizi yang memadai, menjadi penyebab timbulnya kasus stunting di daerah ini.
Selain itu, Ustad Arsal juga mengatakan, BAZNAS Provinsi Maluku, juga sudah mengumpulkan staf untuk membahas Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT), dimana selain mekanisme laporan yang ketat, standarisasi pelaporan juga tetap dilakukan sebagaimana mestinya.
“Kemarin dulu juga kita sudah kumpulkan lembaga Amil Zakat dan Filantropi,” ucapnya.
Ustad Arsal mengatakan, tujuannya untuk mendudukukan posisi BAZNAS dengan lembaga Amil Zakat dan Filantropi, agar tidak terjadinya kesalahpahaman persepsi kedepannya.
“BAZNAS bukan “musuh” mereka, melainkan koordinator yang sifatnya menghimpun mereka, karena BAZNAS ada regulator, bukan operator, dengan mendudukan posisi itu, maka kita kumpulkan mereka pada Kamis kemarin,” ucap Ustad Arsal.
Khusus hari ini, lanjut Ustad Arsal, BAZNAS Provinsi Maluku melakukan silaturahmi dengan para ulama, bertujuan untuk meminta bantuan agar zakat, infaq dan sedekah ini lebih digaungkan lagi, baik itu disetiap dakwah maupun ceramah.
“Kalau saya kutip peryataan Kiai Rahmat, potensi zakat kita pertahun sekita 230triliun. APBN kita 2000 trilun. Berarti 10 persen itu adalah potensi zakat, infaq dan sedekah kita di Indonesia,” katanya.
Selain itu, lanjut Ustad Arsal, studi-studi yang dilakukan Ustad Abdul Karim Tawaulu tentang zakat, infaq dan sedekah di Provinsi Maluku, memprihatinkan dan sangat terasa sekali.
“Hal ini dikarenakan orang Maluku menempatkan posisi zakat, infaq, dan sedekah pada posisi yakin. Kalau yakin itu kasihnya Rp.1000, 10.000, 100.000. Kalau hakul yaqin bersifat potensi, misalnya hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, diberikan kepada lembaga filantropi, nanti Jumat, Sabtu, Ahad, untuk diputar keuangannya. Itu yang sifatnya hakul yaqin,” jelasnya.
Oleh karena itu, Ustad Arsal berharap, materi-materi dakwah yang nantinya dibawakan para ulama, lebih diarahkan kepada pentingnya zakat, infaq dan bersedekah.
Hal ini, kata Ustad Arsal, bertujuan agar tingkat kepercayaan para pelaku zakat, infaq dan sedekah di daerah ini lebih tinggi.
“Sehingga tidak ada mainset yang tercipta bahwa hanya mengumpulkan zakat untuk diri sendiri, kumpul infaq tidak tahu bagi-bagi, dimana belum apa-apa lagi misalnya beli mobil, yang mana tidak sesuai dengan penghasilannya,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Ustad Arsal mengatakan, BAZNAS Provinsi Maluku tetap menggunakan standart yang sangat ketat, agar etika dapat terjaga dengan baik kedepannya. (BM-03)
Komentar