oleh

Pengembangan Padi Sawah dan Sapi Potong Akan Dilakukan Secara Terintegrasi

Ambon, BM – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku melalui Dinas Pertanian telah meluncurkan program Maluku Integration Farming (MI-Farming), pada saat panen raya padi sawah, sekaligus pencanangan Indeks Pertanaman (IP) 400, Kamis (10/03/2022) kemarin di Seram Utara Timur Kobi, Kabupaten Maluku Tengah.

Untuk mendukung program tersebut, maka pengembangan padi sawah dan peternakan sapi potong, kedepannya akan dilakukan secara terintegrasi.

Menurut Plt Kepala Dinas Pertanian (Kadistan) Provinsi Maluku, Ilham Tauda, jika hal ini dilakukan dengan cara terintegrasi, maka akan memberikan manfaat yang baik terhadap pengembangan produktivitas padi sawah, maupun sapi potong.

“Kita berpikir selama ini pengembangan pertanian itu, khususnya padi sawah dan peternakan itu harus dilakukan secara terintegrasi. Sebab kalau kita melakukannya dengan cara terintegrasi, itu bisa memberikan dampak manfaat baik terhadap pengembangan produktifitas padi sawah, maupun meningkatkan bobok atau berat badan sapi itu sendiri,” demikian dijelaskan Plt Kadistan Provinsi Maluku, Ilham Tauda ketika dihubungi BUMIMALUKU, Minggu (13/03/2022).

Dia mencontohkan, selama ini jerami atau sekam padi setelah dipanen, tidak pernah dimanfaatkan petani, melainkan langsung dibakar atau digunakan untuk yang lain.

Padahal lanjut Ilham, jika sekam padi atau jerami tersebut diproses dengan cara fermentasi kurang lebih selama 21 hari, kemudian itu ditambahkan probiotik, maka bisa menjadi pakan ternak.

“Berdasarkan hasil penelitian, sapi ternak yang mengkomsumsi pakan ternak khususnya fermentasi sekam padi, itu bisa menaikkan bobot dari berat badan sapi,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Ilham, kotoran atau limbah dari sapi tersebut, bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik.

“Tetapi selama ini para petani masih bergantung kepada pupuk kimia, dimana kalau bergantung terhadap subsidi pemerintah saja tidak cukup. Nah melalui pola intergrasi ini, ada timbal balik manfaat yang bisa didapatkan dari dua pendekatan ini,” katanya.

Dirinya mengatakan, untuk program terintegrasi sapi potong dengan padi sawah, baru pernah dilakukan, tetapi untuk sapi potong dengan kelapa, sudah pernah dilakukan.

“Khusus untuk padi sawah, itu baru pertama kali kita lakukan di Maluku,” ungkapnya.

Untuk diketahui, pada saat panen raya dan pencanangan IP 400 di Seram Utara Timur Kobi, Kamis (10/03/2022) kemarin, Gubernur Maluku, Irjen Pol (Purn) Drs. H. Murad Ismail menyerahkan bantuan 30 ekor sapi, yang bersumber dari APBD Provinsi Maluku.

Sementara untuk pengembangan padi sawah, menggunakan anggaran yang bersumber dari APBN.

“Jadi 30 ekor sapi tersebut menggunakan APBD Provinsi Maluku Tahun Anggaran (TA) 2022, sedangkan untuk pengembangan padi sawah, menggunakan APBN,” ujar Ilham. (KRI)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *