oleh

Buka Rakor Pokjanal SBT, Gubernur Maluku Harap Tingkatkan Peran Posyandu Lewat Layanan Dasar Terintegrasi

Bula, BM – Dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Gubenur Maluku, Murad Ismail (MI) didampingi Ketua TP-PKK Widya Pratiwi MI, Minggu (12/03/2023) membuka secara resmi Rapat Koordinasi (Rakor) Pokjanal Posyandu dan Pembukaan Pelatihan Kader Posyandu, yang berlangsung di Gedung Serbaguna Dinas Kesehatan Kabupaten setempat.

Hadir pada kesempatan itu, Bupati SBT, Abdul Mukti Keliobas, Ketua TP-PKK SBT, Yulia Misa Keliobas, Sekda Maluku Sadali Ie, Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Maluku, Nita Bin Umat yang juga fungsionaris TP-PKK Provinsi Maluku, Asisten II Setda Maluku, Pimpinan OPD Lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku dan Kabupaten SBT, kader posyandu, beserta unsur terkait lainnya.

Ketua TP-PKK Provinsi Maluku, Widya Pratiwi MI dalam sambutannya menyampaikan, kebangganya kepada Kabupaten SBT yang mendapatkan penghargaan Nasional dikarenakan angka stuntingnya menurun drastis.

“Tidak ada hasil yang mengkhianati proses dan kita cukup bangga karena angka stunting pada tahun 2022 mencapai 24,1%,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan, agar semua pihak jangan lengah dalam penanganan stunting karena sesuai arahan Presiden pada tahun 2024 prevalensi stunting tingkat nasional harus turun menjadi 14% dan untuk Provinsi Maluku sebesar 20%.

“Diharapkan hal ini bisa dicapai dan jangan sampai angka stunting ini naik karena itu hal ini sangat perlu diperhatikan untuk perangi stunting,” ungkapnya.

Pada kesempatan itu juga Ketua TP-PKK Maluku itu berpesan, agar dapat mengoptimalkan peran pokjanal posyandu yang telah terbentuk dengan melakukan koordinasi antar anggota yang selain terdiri dari opd juga seluruh kader TP-PKK agar dapat membentuk jejaring tim pokjanal posyandu sampai ke tingkat desa.

“Rakor yang dilaksanakan ini sesuai permasalahan dimana perlu meningkatkan kapasitas kader posyandu. Saya berharap secepatnya bisa dibuatkan sk untuk pokjanal dan tidak diganti minimal 2 tahun,” jelasnya.

Duta Parenting Provinsi Maluku itu juga menyampaikan, perubahan strategi yang dilakukan ini dikarenakan pengetahuan tentang stunting pada kader posyandu sangat kecil.

“Posyandu adalah ujung tombak untuk mengidentifikasi terindikasinya stunting pada anak atau tidak, karena itu diperlukan kader yang mempunyai kelebihan untuk menjelaskan tentang stunting dan pencegahannya,” ungkapnya.

Menutup sambutannya, Widya juga berharap agar rakor ini dapat menghasilkan rencana aksi yang implementatif dan bisa dilaksanakan di tahun ini, sehingga peran posyandu sebagai ujung tombak bisa terbukti.

“Kira harus bersama-sama mendorong percepatan penurunan stunting, sehingga anak-anak ini bisa menjadi generasi brilian dan cerdas yang bisa bersaing di tingkat nasional maupun internasional, dan
mudah-mudahan kolaborasi kita semua bisa membawa hasil yang baik untuk penurunan stunting di SBT, tetap semangat perangi stunting di Bumi Ita Wotu Nusa,” tutupnya.

Di tempat yang sama juga, Gubernur Maluku Murad Ismail (MI) atas nama Pemerintah Daerah Provinsi Maluku mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi yang tinggi kepada Bupati SBT yang telah memberikan perhatian besar terhadap pembangunan bidang kesehatan di Wilayah ini.

“Posyandu merupakan sarana pelayanan kesehatan berbasis masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari dan oleh untuk masyarakat, dengan menjadi garda utama pelayanan kesehatan ibu, anak dan balita termasuk pencegahan stunting,” ujarnya.

Gubernur menyampaikan, melalui pemantauan tumbuh kembang anak, kita perlu meningkatkan peran kualitas posyandu dalam rangka mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Maluku khususnya di SBT.

Ia juga menjelaskan, rakor ini bertujuan untuk meningkatkan kembali fungsi dan peran posyandu lewat pelayanan sosial dasar terintegerasi dengan menggunakan konsep peran aktif dan aksi tindak lanjut lintas sektor.

“Yang terpenting kader perlu edukasi dan pelatihan, nanti kita akan panggil tenaga ahli yang bisa menjelaskan apa itu stunting dan cara pencegahannya, agar di tahun 2045 menjadi tahun emas Sumber Daya Manusia,” tutupnya.

Pada kesempatan tersebut juga, turut diserahkan bantuan 200 paket beras Biofortifikasi untuk keluarga beresiko stunting, 1 paket Anthropometri, Bantuan Pengembangan bumdes senilai Rp. 20.000.000, Bantuan Modal Usaha kepada Bumdes Seram Energi Abadi senilai Rp. 50.000.000, bantuan kube keluarga senilai Rp. 30.000.000 kepada perwakilan 4 desa, bantuan ekonomi kreatif, bantuan peralatan desa wisata, bantuan 1 paket pertanian senilai 120.000.000, 1 Paket Perpompaan besar Rp. 141.000.000, dan 1000 bibit tanaman pala. (BM-03)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *