oleh

Pasca Konflik Kariuw-Ori, Masyarakat Dihimbau Tidak Terprovokasi Isu Menyesatkan

Ambon, BM : Ketua DPRD Maluku, Lucky Wattimury meminta, masyakarat tidak terprovokasi dengan adanya isu-isu menyesatkan, terkait adanya konflik antar dua desa bertetangga di Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah yakni Desa Kariuw dan Ori, yang terjadi sejak Selasa (25/01/2022) kemarin.

“Masyarakat diminta untuk tidak terprovokasi atas informasi hoax yang beredar di media sosial, terkait konflik yang terjadi antara Desa Kariuw dan Ori,” Kata Lucky Wattimury kepada awak media, Rabu (26/01/2022).

Selain itu, Wattimury juga mengajak semua elemen masyarakat untuk menciptakan suasana damai, serta saling membantu satu sama lain.

“Maluku adalah provinsi yang damai. Mari kita ciptakan suasana damai antar orang bersaudara, serta saling membantu satu sama lain,” ungkapnya.

Ia mengatakan, saat ini DPRD Maluku sudah mengambil langkah koordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku, termasuk dengan aparat penegak hukum, terkait langkah apasaja yang perlu diambil dalam rangka penyelesaian permasalahan ini.

“Tadi kami sudah bertemu Pak Kapolda, untuk membicarakan berbagai hal yang berkaitan dengan bagaimana membantu masyarakat untuk kembali hidup seperti semula, dimana Pak Kapolda sudah mengambil langkah cepat untuk bisa menangani persoalan tersebut,” bebernya.

“Begitu juga kami tadi sudah bertemu dengan Penjabat Sekda Maluku, guna membicarakan langkah penanganan terkait masyarakat yang terkena dampak persoalan ini,” tambahnya.

Menurutnya, langkah yang diambil Pemprov Maluku dengan cara koordinasi lintas tokoh agama, merupakan sebuah langkah yang sangat tepat, dalam rangka menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

“Pemprov sudah berkoordinasi dengan tokoh-tokoh agama untuk menangani masalah ini, dimana langkah tersebut merupakan langkah yang tepat,” ujar politisi senior PDIP ini.

Ia berharap, budaya hidup orang bersaudara yang sudah terbentuk sejak dahulu, jangan sampai hilang karena persoalan ini.

“Kita (Maluku) dikenal dengan hidup orang basudara (bersaudara). Karna budaya itulah yang mengeratkan satu dengan yang lain,” tandasnya.

Untuk menangani persoalan yang terjadi di dua desa bertetangga di Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah ini, aparat gabungan TNI-Polri yang terdiri dari 1 SST Brimob Polda Maluku dan 1 SST Pam Rahwan TNI Arhanud diturunkan untuk penanganan konflik sosial di dua desa tersebut. (KRI)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *