oleh

Pasca Gempa Guncang Maluku, Gubernur Murad Perintahkan Lakukan Rapat Tanggap Darurat

Ambon, BM – Gempa berkekuatan 7,5 SR yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) dan Maluku Barat Daya pada Selasa (10/01/2023) pukul 02.47 WIT dini hari, membuat Gubernur Murad Ismail memerintahkan jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku untuk menggelar Rapat Tanggap Darurat yang bertempat di ruang rapat Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Maluku.

Rapat yang dipimpin Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Maluku, Meikyal Pontoh itu, dihadiri para Pimpinan OPD terkait lingkup Pemprov Maluku, yakni Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Dinas Perhubungan, Dinas Komunikasi dan Informatika.

Meikyal Pontoh dalam keterangannya menyampaikan Rapat Darurat yang dilaksanakan ini sesuai dengan Instruksi Gubernur Maluku Murad Ismail, setelah mendengar bencana yang terjadi pada beberapa kabupaten/kota di Provinsi Maluku.

“Berdasarkan informasi dari Kepala BPBD Provinsi Maluku ada 2 Kabupaten yang sangat terdampak akibat gempa subuh tadi, yakni Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Kabupaten Maluku Barat Daya, dan mungkin nanti akan ada penambahan lagi,” ujar Meikyal Pontoh.

Ia menjelaskan, dalam rapat awal ini, sistem penanganan tanggap darurat akan sangat terkoordinir apabila melalui satu pintu.

“BPBD akan mengkoordinir dalam bentuk laporan data dan informasi, dan secara terknis BPBD telah mengatur dan menetapkan strategi apa yang ditetapkan agar masyarakat segera mendapatkan penanganan sampai pada tahap rehabilitasi dan rekonsiliasi, karena sudah terdampak pada kerusakan baik fasilitas umum dan perumahan,” tambahnya.

Di tempat yang sama Kepala BPBD Maluku Ismail Usemahu mengatakan, data akan terus diupdate sampai beberapa hari kedepan, sehingga bisa mendapatkan data real korban dampak dari gempa bumi ini.

“Untuk hari ini akan disalurkan bantuan sebanyak 4 ton beras, pada Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) dan Maluku Barat Daya (MBD), yang mana masing-masing mendapatkan 2 ton. Di KKT, kami akan berkoordinasi dengan Bulog yang ada di sana agar bisa disalurkan kepada BPBD KKT yang selanjutnya akan disalurkan kepada masyarakat terdampak bencana, sementara untuk MBD dikarenakan tidak ada Gudang Bulog di sana, maka bantuan akan dikirim secepatnya dengan Kapal Sabuk Nusantara 71 pukul 16.00 WIT,” ungkap Usemahu.

Di samping itu, Usemahu mengatakan, nantinya juga akan diberikan bantuan logistik berupa tikar, selimut, tenda gulung, family kit, kid ware dan obat-obatan.

“Saya berharap teman-teman di Kabupaten/Kota bisa secepatnya turun ke kecamatan dan desa-desa terdampak bencana dan secepatnya bisa melaporkan ke BPBD, agar bisa mendapatkan data keseluruhan. Saat ini juga kita akan menyiapkan Surat Pernyataan Telah Terjadi Bencana, SK Penetapan Status Tanggap Darurat, dan SK Penanganan Darurat Bencana, yang mana administrasi ini sangat mendukung dalam Penanganan Kedaruratan Bencana,” harapnya.

Untuk diketahui gempa dengan magnitudo 7,9 berdasarkan Hasil analisis BMKG menunjukan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo 7,5 SR, dimana pusat gempa berada di laut dengan kedalaman 130 km, terletak pada koordinat 7,37 Lintang Selatan – 130.23 Bujur Timur, yang berada 136 km arah Barat Laut Maluku Tenggara Barat.

Berdasarkan laporan Kejadian Bencana dari BPBD Maluku, disampaikan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Laut Banda. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

Dilaporkan juga dalam laporan itu terdapat Kerusakan pada Permukiman dan Sarana Prasarana Umum serta Ibadah pada beberapa kecamatan di Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Kabupaten Maluku Barat Daya, dimana untuk Permukiman terdapat 4 unit Rusak Ringan, 103 unit Rusak Ringan, dan 17 Rusak Berat, sementara untuk Kerusakan Sarpras Umum dan Sarpras Ibadah ada 5 unit yang mengalami Rusak Berat.

“Upaya mitigasi pasca terjadinya Gempa Bumi, yakni meningkatkan Sosialisasi kepada masyarakat yang berada di sekitar lokasi terdampak, untuk lebih mengenal dan memahami potensi bencana gempa bumi, serta membuat rambu-rambu evakuasi Gempa Bumi serta menentukan Titik Kumpul bencana.” Tegas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Maluku Ismail Usemahu dalam Laporannya. (BM-03)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *