Ambon, BM – Duta Perangi Stunting (Parenting) Provinsi Maluku Widya Pratiwi Murad melaunching Pojok Peduli TBC-Stunting Mandiri Kelurahan Nusaniwe, Kecamatan Nusaniwe yang ditandai dengan pemukulan tifa, pada Jumat (25/8/2023), berpusat di Kawasan Amahusu Ambon.
Pada kesempatan itu dalam Laporannya, Penjabat Walikota Ambon Bodewin Wattimena, disadari sungguh tingkat penderita TBC dan Stunting di Ambon masih cukup tinggi, dimana data menunjukan bahwa sampai tahun 2022 tingkat kasus TBC masih cukup tinggi yaitu sebanyak 1331 penderita, dan jumlah kematian akibat TBC pada tahun 2022 sebanyak 37 kematian, bahkan sampai Juni 2023 sudah mencapai angka 18 kematian di kota ambon.
“Sementara untuk Stunting, Pemerintah Kota Ambon, terus berupaya untuk menurunkan angka prevalensi, yang berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia menunjukan tahun 2021 stunting berada pada angka 28,1%, dan di Tahun 2022 21,1%.” Jelasnya.
Oleh karena itu Penjabat Walikota Ambon ini, berterima kasih kepada Pemerintah Provinsi, secara khusus kepada Gubernur dan Ketua TP-PKK, yang dalam selang waktu tidak terlalu lama telah melaunching untuk ke-3 kalinya Pojok Peduli TBC Stunting, yakni di Laha, Batu Merah, dan saat ini di Nusaniwe.
“Kita berharap semoga Allah SWT meridhoi kegiatan yang dilakukan ini, agar berdampak bagi peningkatan kualitas derajat Kesehatan di Kota Ambon, khususnya dalam penanganan TBC dan Stunting, supaya secara bersama kita ciptakan generasi muda Ambon yang berkualitas, yang bebas dari TBC dan Stunting, dan akan mendukung generasi muda prioritas Provinsi Maluku dan Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.” Tutupnya.
Sementara itu dalam sambutannya Duta Parenting Provinsi Maluku menyampaikan, Stunting di Kota Ambon sudah turun menjadi 21,1%, ini merupakan upaya yang sangat luar biasa, sementara prevalensi stunting di Maluku 26,1%, masih 6,1% untuk memenuhi target 20% di Tahun 2024.
“Sesuai himbauan Presiden untuk menyiapkan generasi emas 2045, perlu penekanan angka stunting di seluruh Indonesia, jadi target prevalensi untuk tingkat nasional harus 14% pada tahun 2024.” Ujarnya.
Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama, kolaborasi, sinergi, dan kerjasama semua pihak agar di 11 Kabupaten Kota prevalensi stunting bisa menurun, sama halnya dengan TBC, yang merupakan salah satu penyakit mematikan, sehingga perlu mengedukasi tentang kedua hal ini kepada kader posyandu dan TP-PKK, untuk memenuhi target yang diharapkan.
“Masalah ini tidak bisa dikerjakan oleh Kepala Balai Paru sendiri, Walikota sendiri, Duta Parenting sendiri, hal ini butuh kerjasama dan gotong royong untuk Potong Pele Stunting dan TBC di Kota Ambon, Kalau Bukan Sekarang Kapan Lagi, Kalau Bukan Kita Siapa Lagi?!” Tegas Widya
Ia juga mengatakan bahwa, hal yang dilakukan Ini adalah salah satu upaya karena rasa cinta kasih Gubernur dan Penjabat Walikota, agar generasi kedepan terbebas dari TBC dan terbebas dari Stunting.
Hadir pada kesempatan itu Asisten III Sekda Maluku, Ketua Dharmawanita Persatuan Provinsi Maluku, Penjabat Ketua TP-PKK Kota Ambon, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon, Kepala Balai Kesehatan Paru Masyarakat, masyarakat Kelurahan Nusaniwe, kader TP-PKK dan Posyandu serta unsur lainnya. (BM-03)
Komentar