Masohi, BM – Usai menggelar Workshop Peningkatan Kapasitas Wirausaha Muda di Piru, Kabupaten Seram Bagian Barat, pada Kamis (07/03/2024) kemarin, kini Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Maluku kembali menggelar workshop yang sama di Masohi, Kabupaten Maluku Tengah.
Sebanyak 25 peserta yang merupakan wirausaha muda yang notabene berusia 16-30 tahun itu, mengikuti workshop yang digelar Jumat (08/03/2024) di Isabella Hotel Masohi.
Hadir pada kesempatan tersebut, Kepala Bidang Pemberdayaan Pemuda Dispora Maluku, Harry J. Soumeru, ST yang mewakili Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Provinsi Maluku, Sandi A. Wattimena, dan dibuka secara resmi salah satu pejabat fungsional di Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Maluku Tengah yang mewakili Kepala Dinas (Kadis) setempat, Drs. J. R. Wattimena, M.Si.
Wattimena dalam sambutannya mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maluku Tengah, menyambut dengan sukacita atas terselenggaranya kegiatan ini di Kota Masohi Kabupaten Maluku Tengah.
Menurutnya, masyarakat yang ada di Maluku Tengah merupakan masyarakat yang ternasuk dalam kategori konsumtif, dimana hal ini tentu akan menjadi sasaran atau membuka peluang baru bagi para pelaku usaha/wirausahawan.
Wirausahawan yang dimaksud, kata Kadis Pariwisata Pemuda dan Olahraga Maluku Tengah, adalah mereka yang baru ingin terjun ke dunia usaha ataupun yang ingin mengembangkan sayap pada berbagai bidang usaha yang sudah berjalan.
“Wirausaha atau yang dikenal dengan “enterpreneur” sudah mulai banyak dilirik terutama bagi para kaum muda,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, kebanyakan dari para wirausaha berasal dari kategori anak muda/milenial. “Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2020 yang dilakukan oleh BPS, total 270,20 juta jiwa penduduk Indonesia, jumlah terbesar, yakni 27,94% adalah generasi Z, diikuti generasi milenial sebesar 25,87%,” ujarnya.
Sedangan Kabupaten Maluku Tengah, Wattimena berkata, sesuai data BPS Tahun 2022 jumlah Pemuda 16-30 tahun sebanyak 104.661 orang dari jumlah totol penduduk Maluku Tengah sebesar 427.050 orang. Hal ini menunjukkan bahwa pasar anak muda sangatlah besar.
“Tak heran jika ditelisik beberapa tahun kebelakang, baik sebelum maupun setelah adanya pandemi, pertumbuahan jumlah cafĂ©, kedai kopi, dan sejenisnya yang menawarkan berbagai keunikan terus meningkat, seperti yang ada di Pantai Inamarina atau pada lokasi dulang patita yang sekarang ini menjadi aikonik Kota Masohi yang kita banggakan,” jelasnya.
Dikatakannya, jumlah anak muda yang memberanikan diri menjadi wirausaha atau membuka usaha terlihat lebih dominan. Hal ini disebabkan generasi milenial merupakan generasi yang mudah sekali berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain sehingga berwirausaha yang sifatnya tidak terikat dan dianggap bisa menunjukkan kualitas serta jati diri mereka akan menjadi pilihan utama.
Lebih jauh dikatakannya, generasi milenial tidak gagap teknologi, dimana hal ini bisa diketahui ketika membuka bisnis, agar bisnis tersebut bisa dijangkau secara cepat dan luas oleh berbagai kalangan, maka kecakapan dalam menggunakan teknologi menjadi salah satu faktor keunggulan produk.
“Teknologi yang sangat dekat dengan milenial menjadikan hal tersebut bukan suatu tantangan, melainkan peluang nyata, termasuk memanfaatkan sosial media sebagai sarana promosi telah menjadi salah satu langkah tepat yang digunakan generasi milenial dalam memanfaatkan teknologi,” bebernya.
Menurutnya, wirausaha muda (milenial) paham akan pasar anak muda/generasi Z, dimana jarak antara keduanya tidak terlalu jauh. Hal ini dikarenakan kaum milenial paham betul produk yang diinginkan generasi seumuran mereka, serta bagaimana cara memperkenalkan produknya.
Selain itu, lanjutnya, generasi Z dan milennial lebih cenderung tertarik kepada produk yang instant, dikarenakan mereka tidak suka produk yang dianggap ribet.
“Banyak mentor usaha yang dengan mudah bisa ditemui atau diakses. Tak jarang, orang yang ingin memulai usaha sering kali bingung harus memulai dari mana, modal dari mana, bagaimana jika usahanya tidak berkembang dan banyak pertanyaan lain. Hal ini mampu dibantah oleh generasi milenial,” katanya.
Dengan adanya workshop ini, Wattimena berharap, generasi milinial dan generasi Z yang ada di Kabupaten Maluku Tengah, akan terus berkompotisi dan terus meningkatkan segala usaha yang dilakukan dengan tidak ragu.
“Sebab jatuh bangun seseorang dalam dunia usaha, tentu merupakan bagian dari dinamika yang harus di hadapi, dan kami juga berharap kegiatan ini akan memberikan kontribusi tersendiri bagi Wirausaha Muda di Kabupaten Maluku Tengah,” tandasnya.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Wattimena berpesan “Kesuksesan dalam bisnis tidak datang secara tiba-tiba, melainkan melalui proses yang panjang dan penuh tantangan. Yang penting adalah terus berusaha dan tidak pernah menyerah”. (BM-02)
Komentar