oleh

Selain Dikenal Sebagai Inspiratif, Widya Pratiwi MI Adalah Wanita “Bertangan Dingin” Bagi Maluku

BERBICARA mengenai sosok Widya Pratiwi Murad Ismail (MI), maka sudah barang tentu kita akan terkagum dengan isteri dari Gubernur Maluku, Irjen. Pol (Purn) Drs. H. Murad Ismail.

Ina Latu Maluku atau ibunya orang Maluku itu, Widya Pratiwi MI dikenal sebagai wanita yang enerjik dan humble.

Sebagai Ketua TP-PKK Provinsi Maluku, wanita berparas cantik ini kini menjadi sorotan publik Maluku, atas sejumlah kegiatan yang digalakan organisasi tersebut dalam rangka mendukung kesejahteraan masyarakat di provinsi ini, terutama bagi kaum perempuan dan anak-anak.

Dengan penuh rasa cinta, Widya Pratiwi MI tetap menjalankan amanahnya sebagai seorang isteri Gubernur Maluku, dimana yang ia jalankan tak lain untuk membantu sang suami, Gubernur Murad Ismail dalam memimpin provinsi ini kedepan, demi mensejahterakan masyarakat Maluku.

Sejak tahun 2019, wanita yang dikenal dengan sapaan Bunda Widya tersebut mulai mengajak ibu-ibu PKK untuk mewujudkan 10 program organisasi yang dipimpinnya, di setiap kabupaten/kota se-Maluku, yakni untuk menekan angka stunting di Maluku dengan menggelar kegiatan bahkan mengunjungi anak penderita stunting di pelosok daerah.

Kerja keras dari Duta Parenting Maluku itu, perlu kita apresiasi, lantaran menunjukkan hasil yang positif bagi Provinsi Maluku.

Bagaimana tidak, dikutip dari website resmi Kemenkes RI pada bulan Mei 2019 silam, angka stunting di Maluku turun, dari 34,02 % menjadi 28,7 persen.

Tentu kerja keras yang dilakukan tersebut, akan menguras tenaga yang sangat besar. Namun demi kecintaannya terhadap Provinsi Maluku, Wanita yang gemar terhadap olahraga Bola Voli itu, tetap menjalaninya dengan sukacita.

Berkat kerja keras yang dilakukan Widya Pratiwi MI, pada tahun 2021 kemarin wanita berparas cantik tersebut mencatatkan namanya sebagai tokoh perempuan inspiratif oleh Hiapolo Filantropi Indonesia sebagai penyelenggara acara Inspiration Women Award’s & Pameran UMKM, yang menggandeng Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dimana penghargaan ini diberikan dalam rangkaian refleksi momentum bersejarah Kongres Perempuan Indonesia atau Hari Ibu.

Tidak hanya itu, di tahun 2022 ini, Widya Pratiwi MI juga mencatat namanya sebagai penggagas rekor MURI olahan sagu terbanyak dengan menghadirkan 532 sajian makanan berbahan dasar sagu.

Sebagai Bunda Paud Provinsi Maluku, Widya juga menerima penghargaan Anugerah Manggala Karya Kencana dari BKKBN ditahun 2022 lalu, karena dinilai memiliki komitmen dan dedikasi dalam pengembangan program Keluarga Berencana (KB) di Maluku.

Untuk diketahui, Anugerah Manggala Karya Kencana dari BKKBN merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan Pemerintah Pusat melalui BKKBN kepada sosok yang dinilai mempunyai dedikasi tinggi terhadap program pengendalian penduduk, KB dan pembangunan keluarga.

Tak sampai disitu, sejak menjabat sebagai Ketua Dekranasda Provinsi Maluku dari tahun 2020 hingga saat ini, Widya Pratiwi MI juga aktif dalam mengkampanyekan potensi budaya dan kerajinan khas Maluku, dimana batik bermotif Maluku, menjadi “Bahan Kampanye” untuk mempromosikan Maluku keluar daerah.

Bahkan Ia juga menggelar Kompetisi Membangun Negeri (MI) dan Walang UMKM (WM) Centre.

Jika kita berbicara dari bidang keagamaan, Widya yang juga menjabat sebagai Ketua DPW Lasqi Maluku, berhasil mengantarkan Duta Qasidah Provinsi Maluku meraih Juara Umum Pemilihan Duta Qasidah Nasional ke XXIV yang digelar sejak 25-29 November 2019 lalu di Kota Ambon.

Sejumlah kegiatan yang digelar serta berbagai kesuksesannya yang diraih, menunjukkan Widya Pratiwi MI begitu besar memberikan perhatiannya bagi masyarakat Maluku.

Saat diangkat Gubernur Maluku, Murad Ismail sebagai Ketua Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Maluku di tahun 2022, Widya Pratiwi MI juga berhasil mengantarkan Maluku sebagai juara umum tingkat nasional pada ajang tersebut.

Walaupun semua prestasi yang diukir merupakan bukti kecintaan Widya Pratiwi MI kepada Provinsi Maluku, namun ada sebagian lawan politik yang menilai kerja kerasnya tersebut mempunyai kaitannya dengan Pilkada Maluku kedepannya.

Tapi nyatanya, debut sosok yang dikenal sebagai Ina Latu Maluku itu, telah dimulai pada tahun 2019 silam dan terus fokus untuk kesejahteraan Maluku hingga saat ini.

Walaupun berbagai hal positif terus dilakukan Bunda Genre Provinsi Maluku itu bagi provinsi ini, namun tak jarang “lawan politiknya” terus mencari celah untuk menjatuhkan kredibilitasnya yang selama ini tetap fokus menjalani rutinitasnya sebagai Ketua TP-PKK Maluku dan jabatan lainnya yang diembannya selama ini.

Banyak akun-akun fake yang selama ini bertebaran di media sosial (Medsos) malah menunjukan kelemahan mereka, lantaran tidak mampu mengimbangi kinerja Ina Latu Maluku itu, melainkan hanya mencari-cari kesalahan sosok seorang Bunda Widya, tanpa melihat ketulusannya untuk bekerja dengan ikhlas bagi daerah ini.

Tak hanya sampai disitu, sebagai wujud kecintaanya kepada daerah ini, Widya Pratiwi MI bersama Gubernur Murad Ismail juga beberapa kali menerima gelar adat di beberapa wilayah yang ada di Provinsi Maluku.

Salah satunya, pada Sabtu (24/09/2022), Gubernur Maluku Murad Ismail kembali dianugerahi gelar adat Badingil Mas, sedangkan Widya Pratiwi MI menerima gelar adat “Nen Dit Masneu”.

Keduanya dikukuhkan oleh Raja Tual, Djafar Tamher, di kediaman Raja Tual, dimana pemberian gelar adat tersebut, ditetapkan berdasarkan keputusan Rat Ur Siuw – Rat Lor Lim, meliputi raja yang ada di wilayah Pemerintahan Kabupaten Maluku Tenggara dan Pemerintahan Kota Tual.

Selain itu, Ia juga dinilai berhasil memberikan contoh yang teladan bagi kalangan isteri pejabat, dimana ketika sang suami menjadi seorang pejabat dan harus turun ke daerah-daerah yang ada di wilayah kerjanya, sering kali isteri pejabat itu hanya duduk berleha-leha.

Tetapi bagi Widya Pratiwi MI, hal itu tidak berlaku. Pasalnya dengan penuh sukacita, Ia sering kali ia terlihat mendampingi Gubernur Murad Ismail turun ke wilayah-wilayah yang ada di provinsi ini dalam rangka mendukung tugas dan tanggung jawabnya kepada Provinsi Maluku. (*)

 

 

 

Penulis : Patrick Papilaya (Mantan Ketua Komisariat GMKI Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Indonesia Maluku)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *