Ambon, BM – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Maluku, dibawah pimpinan Ketua Umum (Ketum) Murad Ismail, bakal menggelar Pekan Olahraga Provinsi Maluku (POPMAL) IV, yang akan berlangsung 14-24 November 2022 mendatang.
Sebanyak 18 Cabang Olahraga (Cabor), akan dipertandingkan pada event yang digelar induk organisasi olahraga prestasi Maluku, setiap satu tahun sebelum Pra PON.
Dari 18 cabor yang akan dipertandingkan pada POPMAL IV tersebut, terdapat salah satu cabor yang diminta untuk dihapus atau di eliminasi dari daftar cabor yang akan dipertandingkan, yakni biliard.
“Ada beberapa alasan mendasar, hingga saya meminta Panitia Pelaksana (Panpel) POPMAL IV melalui tim keabsahan, membatalkan atau menghapus biliard dari cabor yang akan akan dipartandingkan tersebut,” kata Ketua Siwalima Billiard Club (SBC), Chris Samallo, kepada BUMIMALUKU.COM, Kamis (26/08/2022).
Beberapa alasan tersebut, kata Chris, yakni semua potensi atlet biliard yang ada di Maluku, berdomisi di Kota Ambon. “Sehingga prasyarat cabor yang akan dipertandingkan, yakni harus memiliki minimal atlet di lima Kabupaten/Kota, dan mengikuti lima nomor, belum tentu akan terpenuhi,” tandasnya.
Yang kedua, lanjut Chris, kepegurusan POBSI yang ada saat ini, tidak memiliki legitimasi yang kuat untuk menjadi koordinator penyelengara pertandingan, disebabkan ketidakpercayaan sebagian besar atlet terhadap profil pengurus POBSI, yang notabene diisi oleh orang-orang yang tidak memiliki visi misi yang jelas bagaimana mengembangkan olahraga Billiard dimaluku.
“Apa yang diharapkan dari mereka, kalau mereka saja tidak memiliki visi misi yang jelas untuk membangun Billiard di Maluku,” ujarnya.
Yang ketiga, konsolidasi organisasi secara internal terhadap seluruh potensi atlet billiard di Maluku tidak pernah dilakukan, sehingga tidak ada kesiapan secara organisasi menjelang pelaksanaan POMPAL IV tahun 2022.
“Kalau POPMAL IV akan dijadikan ajang untuk seleksi mengikuti Pra PON XXI Tahun 2023, sementara POBSI Maluku saja bermasalah dalam melakukan konsolidasi, tentu akan banyak pertanyaan bagaimana bisa menghasilkan atlit yang siap bertanding menyongsong Pra PON XXI Tahun depan?,” ungkapnya.
Untuk itu, Chris menyarankan, cabor Billiard ditiadakan dari POPMAL IV Tahun 2022, dan diganti dengan seleksi daerah (Selekda), agar semua atlet Billiard di Maluku bisa berpartisipasi sebagai wadah seleksi menyongsong Pra PON XXI Tahun depan.
“Namun KONI Maluku tentunya diharapkan bisa mengambil alih pelaksanaan Seleksi Daerah (Selekda) tersebut, karena atlit tidak menaruh kepercayaan kepada Pengprov POBSI yang tidak memiliki ligitimasi tersebut,” bebernya.
Lebih jauh dikatakan, dirinya ingin sekali melihat para atlet Billiard Maluku, bisa memberikan prestasi yang lebih baik dari PON sebelulnya, sehingga saat memasuki Pra PON tahun 2023, para atlet dipersiapkan dengan baik dan benar.
“Kedepan, kami akan melakukan konsolidasi sendiri terhadap seluruh atlet-atlet Billiard di Maluku, dan kalau perlu dilakukan, Kami Bersama beberapa Club Billiard yang ada di Maluku membentuk Komunitas Billiard Maluku agar dapat lebih baik mengorganisir kegiatan-kegiatan Billiard menyongsong pelaksanaan Selekda dan Pra PON Tahun 2023 di Jakarta,”pungkasnya.
Untuk diketahui, Gubernur Maluku, Murad Ismail, Sabtu (20/08/2022) kemarin, telah mencanangkan pelaksanaan POPMAL IV tahun 2022, dimana pencanangan tersebut dihadiri Penjabat Bupati Buru, Djalaluddin Salampessy, Penjabat Bupati Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), Daniel Indey, Penjabat Walikota Ambon, Bodewin Wattimena, Wakil Bupati Maluku Tengah, Marlatu Leleury, Bupati Maluku Barat Daya, Benjamin Noach, Bupati Kepulauan Aru, Johan Gonga dan Bupati Maluku Tenggara, M. Thaher Hanubun.
Tak hanya itu, pencanangan yang berlangsung di ruang rapat lantai 2 Kantor Gubernur Maluku itu, juga dihadiri beberapa pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Ambon, Kabupaten Buru da Seram Bagian Barat (SBB), termasuk pengurus KONI Provinsi Maluku, dan perwakilan dari cabang olahraga peserta POPMAL IV. (KRI)
Komentar