oleh

OPINI: Mampukah Jefri Apollo Rahwarin Berpikir?

Ambon, BM- Bukannya bicara visi- misi saat melakukan pengembalian berkas di kantor DPD PDIP Maluku, Sabtu (4/5/2024) justru Jefri Apollo Rahawarin (JAR) menyatakan saat konfersi pers bersama tim penjaringan DPD PDIP dan pengurus bahwa “Kondisi Maluku tidak dalam keadaan biasa-biasa saja atau baik-baik saja.”

Narasi yang dimainkan dari Mantan Pangdam XVI Pattimura tersebut justru tidak mengambarkan sikap seorang calon Gubernur Maluku yang visioner dan layak untuk memimpin Maluku selama 5 tahun kedepan.

Mengapa? Hari ini JAR terjebak dalam wilayah retorika dan isue-isue pragmatis tanpa ada variabel yang jelas atau tolak ukur saat berbicara seperti “Kondisi Maluku biasa-biasa saja atau tidak baik-baik saja” alasan JAR cukup sederhana, karena menurut dia selama ini banyak kegiatan atau pembangunan yang nampaknya dilakukan seperti bahasa tentara RBT (Rencana Bangun Tidur).

Padahal kita tau bersama, dijaman Bapak Irjen. Polisi (Purn) Drs. Murad Ismail Pemerintah Provinsi Maluku meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) selama lima tahun berturut – turut oleh BPK RI.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan Pemerintah mendapatkan WTP:

1. Kepatuhan terhadap aturan dan regulasi: Pemerintah harus mematuhi aturan dan regulasi yang berlaku dalam penyusunan laporan keuangan. Jika mereka dapat memenuhi persyaratan ini, mereka memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan WTP.

2. Transparansi dan akuntabilitas: Pemerintah harus menyajikan informasi keuangan dengan jelas dan terperinci, serta memberikan penjelasan yang memadai tentang penggunaan dana publik. Jika laporan keuangan mereka transparan dan akuntabel, mereka dapat memperoleh WTP.

3. Pengendalian internal yang kuat: Pemerintah harus memiliki sistem pengendalian internal yang baik untuk melindungi aset publik, mencegah penyalahgunaan dana, dan memastikan akurasi data keuangan. Jika sistem pengendalian internal mereka efektif, mereka memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan WTP.

4. Audit eksternal yang independen: Laporan keuangan pemerintah harus diaudit oleh lembaga audit eksternal yang independen, seperti BPK. Jika hasil audit menunjukkan bahwa laporan keuangan telah disusun dengan baik dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku, maka Pemerintah dapat memperoleh WTP.

Dari hal ini, kita dapat menyimpulkan bahwa JAR dan Tim Kampanye-nya memperlihatkan kelemahan berpikir saat berbicara bahwa selama lima tahun Maluku dibangun seperti Rencana Bangun Tidur (RBT).

Selain itu, ada beberapa data BPS yang tentu bisa mematahkan kekeliruan berpikir seorang JAR bahwa selama ini Maluku di bangun seperti RBT (Rencana Bangun Tidur), mulai dari pertumbuhan ekonomi Maluku dari konsumsi -0.91di tahun 2020, pada tahun 2023 telah meningkat menjadi 5,21%. Sejalan dengan itu, tingkat pengangguran terbuka yang pada tahun 2020 tercatat sebesar 7,57%, turun menjadi 6,31% di tahun 2023.

Tingkat kemiskinan di Maluku juga mengalami penurunan, dimana dari 17,44% jumlah penduduk miskin Maluku pada Maret 2020, turun menjadi 16,42% pada Maret 2023. Miskin ekstrem juga menurun dari 4,48% pada tahun 2021, menjadi 2,59% pada tahun 2023.

Inflasi yoy Maluku bulan Maret 2024, berada di 2,75 persen lebih rendah dari nasional yaitu 3,05 persen, sedsngkan Indeks Pembangunan Manusia tahun 2020 pada angka 69,49 poin, meningkat menjadi 72,75 poin tahun 2023 kategori tinggi.

Prevalensi stunting pada tahun 2022 sebesar 26,1%, sudah jauh lebih rendah dari tahun 2019 sebesar 30,38%, sementara predikat WTP, diraih Pemprov Maluku 4 kali berturut-turut, yakni 2019, 2020, 2021 dan 2022.

Dari capaian – capaian tersebut tentunya dapat disimpulkan bahwa JAR dan Tim tidak memiliki data yang akurat serta berbicara Asal Bunyi (ASBUN) saat menyampaikan bahwa Maluku dibangun Seperti rencana bangun tidur.

Adakah sebuah lembaga sekelas Pemerintah Daerah (Pemda), membangun sesuatu seperti orang yang baru bangun tidur? Berarti capaian yang dilakukan Pemda sungguh diluar nalar, hanya dengan bangun tidur saja mereka bisa mendapatkan capaian-capaian yang luar biasa selama lima tahun.

Tentunya bahasa Bakal Calon Gubernur Maluku, Jefri Apollo Rahawarin sangat menyesatkan dan tidak mengambarkan pendidikan politik yang baik bagi rakyat Maluku.

Bukan hadir membawa pikiran inovatif dan visi-misinya untuk membangun Maluku, justru sebaliknya JAR terjebak dalam isue-isue politik dan terkesan menyerang bakal calon Gubernur lain-nya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *