Ambon, BM – Pernyataan Anggota DPRD Provinsi Maluku daerah pemilihan (Dapil) Kota Ambon, Rovik Akbar Afifudin, SE, pada salah satu media online di Maluku, yang dipublish pada Jumat (11/03/2022), yang mempertanyakan manfaat bagi perkembangan UMKM di Maluku, pasca diselenggarakan Maluku Baileo Exhibition (MBE) tahun 2022 pada 4-6 Februari kemarin, di Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, terkesan mempertontonkan kebodohannya sendiri, lantaran Rovik bergelar sarjana Ekonomi.
Tidak bermaksud untuk menggurui, namun Rovik mungkin lupa, bahwa salah satu program untuk mendukung pelaku UMKM dalam meningkatkan daya saing produknya, adalah dengan digelarnya berbagai macam pameran produk usaha, salah satunya MBE 2022.
Sebab, dengan digelarnya MBE 2022, maka secara langsung, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku sudah mengambil peran untuk membantu pelaku UMKM dalam meningkatkan daya saing produknya.
Entah Rovik paham ataukah tidak, namun BUMIMALUKU.COM, mencoba menjabarkan beberapa manfaat dari diselenggarakan MBE 2022 di Makassar beberapa waktu lalu.
Yang pertama, MBE 2022 dapat digunakan sebagai sarana yang efektif untuk memperkenalkan produk usahanya kepasaran.
Banyak produk lokal Maluku yang bagus, namun kurang dikenal. Oleh karena itu, dengan adanya pameran setaraf MBE 2022, maka akan ada banyak calon konsumen yang akan melirik produk pelaku UMKM saat memperkenalkan produk dan kelebihannya secara langsung.
Buktinya, berdasarkan data yang dikantongi BUMIMALUKU.COM, saat MBE 2022 digelar selama tiga hari di Makassar, pendapatan dari 69 pelaku usaha yang terlibat dalam kegiatan tersebut kurang lebih Rp.700juta.
Dengan begitu rata-rata penghasilan dari 69 pelaku UMKM selama tiga hari di event MBE 2022 diselenggarakan, mencapai Rp.10juta, dan ini patut untuk di syukuri.
Tidak hanya itu, pasca diselenggarakannya MBE pada awal Februari kemarin, ternyata kurang lebih sekitar 30 UMKM telah mendapatkan mitra usahanya di Makassar, dengan potensi penghasilan yang nantinya didapat setiap bulannya, berkisar Rp.350 juta sampai Rp.650juta.
Oleh karena itu, kegiatan seperti MBE 2022 ini, boleh dikatakan telah memberikan dampak positif untuk pelaku UMKM di Maluku. Sebab, selain telah membantu pelaku UMKM dalam mengembangkan jaringan usahanya, moment ini juga dapat memberikan motivasi bagi para pelaku UMKM lainnya juga.
Yang berikut, dengan diselenggarakan MBE tersebut, para pelaku UMKM dapat memperkuat brand image usahanya.
Para pelaku usaha yang sering mengikuti pameran, sudah tentu akan menanamkan brand image yang kuat, dimana pameran bukan hanya dijadikan ajang mencari keuntungan semata, melainkan yang lebih penting dari itu adalah brand image produknya bisa tertanam di hati masyarakat luas.
Tidak hanya itu, manfaat lain yang bisa dimanfaatkan dari MBE 2022, adalah mengenal kompetitornya, dimana dengan mengikuti pameran, pelaku usaha akan bertemu banyak kompetitor di bidang usaha yang sama.
Disitulah pelaku usaha bisa belajar dan mengevaluasi usahanya, dengan cara menggali informasi mengenai harga jual, strategi, maupun inovasi yang dilakukan, agar usahanya tidak tenggelam ditengah persaingan.
Selain tiga manfaat tersebut, ada juga manfaat lain yang bisa didapat pelaku UMKM, yakni riset tren pasar dan evaluasi kinerja tim.
Disini, pelaku UMKM bisa mengamato tren yang sedang digemari masyarakat, seperti apa produk yang ramai diminati. Dengan begitu, pelaku usaha bisa merancang strategi untuk berinovasi, agar usahanya lebih baik kedepan.
Tidak hanya itu, selama mengikuti pameran bertaraf MBE 2022, tentunya pelaku UMKM akan mengevaluasi kinerja timnya dalam mempromosikan produk usahanya.
Dari situ timbul pertanyaan, apakah kegiatan yang secara nyata telah memberikan dampak positif kepada pelaku UMKM di Maluku, akan berakhir sampai disini, hanya dikarenakan pernyataan seorang Rovik Afifudin? Ataukah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku akan kembali mengadakan kegiatan ini, untuk memajukan UMKM di Maluku? Jawabannya dikembalikan kepada Gubernur Maluku, Irjen Pol (Purn) Drs. H. Murad Ismail, sebagai pimpinan tertinggi provinsi ini. (TIM)
Komentar