oleh

IWA-KKST Audensi Dengan Dinas Pariwisata Maluku

Ambon, BM – Dalam rangka mengkolaborasikan salah satu program kerja, yakni Sosial dan Budaya yang nantinya dijalankan, maka beberapa pengurus Ikatan Wanita Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara (IWA-KKST) Provinsi Maluku, melakukan audensi dengan Dinas Pariwisata setempat.

Rombongan IWA-KKST yang dipimpin Carateker Ketua, Nur A. La Saleman, diterima langsung Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata, Meykal Pontoh diruang kerjanya, Jumat (29/09/2023).

Dalam pertemuan tersebut, Carateker Ketua IWA-KKST Provinsi Maluku, Nur A. La Saleman juga menjelaskan tentang kepengurusan yang nantinya akan dibentuk dalam waktu dekat ini, termasuk didalamnya juga membicarakan salah satu program kerja, yakni Seni dan Budaya.

“Jadi kedatangan kami ini, sekaligus bersilaturahmi dengan Ibu Kadis Pariwisata, sekaligus bertukar pikiran terhadap berbagai program yang akan dijalankan IWA-KKST kedepannya, yang mana sangat merespon baik maksud dan tujuan kedatangan kami,” ujar

Ia juga meminta agar, Kadis Pariwisata Provinsi Maluku, dapat melibatkan IWA-KKST dalam setiap event budaya yang nantinya diselenggarakan di daerah ini.

“Tujuannya agar nantinya kami dapat memperkenalkan budaya dari daerah kami, seperti baju adat, tari-tarian, kuliner asal daerah Sulawesi Tenggara dan lainnya, disetiap event yang nantinya diselenggarakan di Maluku,” ujarnya.

Pada pertemuan tersebut, Kadis Pariwisata Provinsi Maluku, Meykal Pontoh, juga memberikan masukan dan saran agar nantinya kepengurusan IWA-KKST di daerah ini dapat benar-benar menjadi salah satu wadah perkumpulan perempuan yang memberikan dampak positif bagi ekonomi kreatif, mengingat salah satu potensi yang dimiliki daerah ini adalah sektor pariwisata, seni dan budaya.

Selain itu, Pontoh juga menyarankan, agar IWA-KKST Provinsi Maluku, lebih memprioritaskan program pemberdayaan berbasis ekonomi kreatif. Hal ini mengingat event pariwisata di provinsi ini tidaklah banyak, sehingga alternatif utama yang harus dijalankan, yakni bagaimana melakukan pemberdayaan berbasis ekonomi kreatif.

“Supaya masyarakat dapat diberdayakan, misalnya dengan membuat makanan khas daerah, yang nantinya kita akan upayakan bantu menyediakan pakajingnya,” pungkasnya. (BM-03)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *