Ambon, BM – Menindaklanjuti Rapat Koordinasi Inflasi pada Selasa (04/06/2024), Penjabat Gubernur Maluku Ir. Sadali Ie, M.Si., IPU, menggelar pertemuan lanjutan guna membahas urgensi terkait angka Inflasi Provinsi Maluku pada bulan Mei 2024 yakni 3,21% Year on Year (YoY).
Pertemuan yang berlangsung Ruang Rapat Lantai 6 Kantor Gubernur Maluku, Rabu (05/06/2024), dihadiri oleh Plh. Sekretaris Daerah Maluku, Dr. Ir. Syuryadi Sabirin, M.Si, Ketua Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGPP) Maluku, Hadi Basalamah, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku, Kepala BPS Provinsi Maluku, Pimpinan Lembaga Vertikal, BUMN/BUMD, Pimpinan OPD Terkait lingkup Pemerintah Provinsi Maluku, para stakeholder dan Perwakilan Kabupaten Kota yang mengikuti secara virtual.
Atas Nama Pemerintah Provinsi Maluku, Sadali memberikan apresiasi dan penghargaan atas kerjasama yang dibangun berbagai pihak, untuk tetap loyal dan setia menunjukan kepedulian bersama dalam penanganan inflasi, karena hal ini menjadi suatu hal yang mutlak guna menjaga kestabilan harga bahan pokok yang bermuara pada pertumbuhan ekonomi.
“Maluku Tengah telah menjaga inflais dengan baik pada Bulan Mei 2024 dengan angka 1,01% YoY, sementara untuk Kota Tual 3,70% YoY, dan Kota Ambon 4,61% sehingga memicu naiknya angka inflasi ditingkat Provinsi,” terangnya.
Sadali pada kesempatan itu turut memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih mungkin kepada Kabupaten Maluku Tengah, karena sekalipun baru masuk dalam Daerah IHK, namun telah melakukan langkah-langkah yang cukup strategis dalam penanganan inflasi, sehingga masih terkendali sampai saat ini.
“Pengendalian inflasi ini penting dilakukan, karena merupakan suatu prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi, jika tidak dikendalikan maka daya beli turun, dan hal itu berarti pertumbuhan ekonomi juga akan merosot,” terang Sadali.
Ia juga turut menyampaikan bahwa Provinsi Maluku sebagian besar wilayahnya adalah lautan, tetapi ikan menjadi salah satu penunjang inflasi di bulan Mei ini dikarenakan musim hujan berkepanjangan, untuk itu sangat perlu diambil langkah-langkah antisipasi guna menjaga kestabilan inflasi.
“Hal yang perlu kita lakukan juga adalah gerakan pangan murah dan melakukan pasar murah baik secara stay maupun mobile, sehingga diharapkan dengan hal itu harga-harga kebutuhan pokok dapat terjangkau dan inflasi dapat dijaga,” ujarnya.
Dirinya berharap setiap Tim Pengendalian Inflasi Daerah, bisa secara berkala melakukan pengawasan terhadap distributor, baik dengan memantau ketersediaan stok di pasar tradisional maupun modern, diharapkan juga para distributor bisa memberikan kontribusi dalam penanganan inflasi ini.
“Semua itu harus dilakukan dengan tetap menjaga langkah strategis 4K yakni Ketersediaan Stok, Kelancaran Distribusi, Keterjangkauan Harga, dan Komunikasi Efektif, bagi daerah yang surplus bisa bekerjasama denga daerah yang minus,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan, dalam waktu dekat kita akan menghadapi Hari Besar Keagamaan yakni Idul Adha, apalagi saat ini sementara diperhadapkan dengan cuaca ekstrem hujan berkepanjangan, sehingga berdampak pada aktivitas produksi komoditas bahan pangan.
“Para pihak diharapkan turut berpartisipasi dalam melakukan pengendalian inflasi di berbagai daerah masing-masing, dan seluruh Kabupaten Kota juga yang belum masuk wilayah Indeks Harga Konsumen (IHK), untuk dapat segera melakukan langkah-langkah yang sama sehingga ketika ditunjuk bisa diantisipasi sejak dini,” ungkapnya. (BM-03)
Komentar