Ambon, BM – Gubernur Maluku, Irjen. Pol. (Purn) Drs. H. Murad Ismail (MI), Jumat (22/02/2022), memimpin Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Salawaku Tahun 2022, dengan bertindak sebagai inspektur upacara, yang berlangsung di lapangan upacara Polda Maluku, Tantui Kota Ambon.
Operasi Ketupat Salawaku ini, bertujuan untuk wujudkan sinergitas Polri dengan instansi terkait, dalam rangka memberikan rasa aman kepada masyarakat, jelang perayaan Idul Fitri 1443 Hijriah.
Sebanyak 3.530 personil gabungan, yang terdiri dari 402 personil TNI, 2.478 Polri dan 650 personil instansi terkait, dikerahkan untuk melakukan pengamanan Idul Fitri 1443 Hijriah, dimana personil tersebut akan ditempatkan di 47 pos pengamanan, 27 pos pelayanan dan 4 pos pengamanan terpadu antar instansi terkait di terminal, pelabuhan dan bandara.
Mantan Dankor Brimob Polri saat membacakan amanat Kapolri, Jenderal. Listyo Sigit Prabowo mengatakan, operasi ini melibatkan 144,392 personel pengamanan gabungan, yang terdiri dari 87.880 personel Polri, 13,287 TNI dan 43,225 personel dari instansi terkait.
Untuk titik fokus pengamanan, lanjutnya, sebanyak 101,700 titik yang tersebar di seluruh Indonesia, seperti Masjid, tempat wisata, pusat perbelanjaan, terminal, pelabuhan, stasiun kereta api dan bandara.
“Polri dengan dukungan dari TNI, pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya, menyelenggarakan operasi ketupat 2022 yang dilaksanakan selama 12 hari mulai tanggal 28 April hingga 9 Mei 2022,” katanya.
Pelaksanaan pengamanan Idul Fitri, sambungnya, tentunya tidak terlepas dari kebijakan pemerintah melalui In-Mendagri Nomor 22 Tahun 2022 tentang PPKM yang diberlakukan tanggal 19 April – 9 Mei 2022, serta Surat Edaran Satgas Covid- 19 Nomor 16 Tahun 2022 tentang Ketentuan Perjalanan Orang dalam Negeri pada masa Covid-19 yang berlaku efektif mulai tanggal 2 April 2022.
“Berdasarkan Mapping kerawanan, terdapat beberapa prediksi gangguan Kamtibmas yang harus diantisipasi antara lain ancaman terorisme, premanisme, aksi sweeping oleh ormas, kenaikan harga dan kelangkaan bahan pokok, kejahatan konvensional, penyakit masyarakat, konflik buruh terkait THR, balap liar, penyalahgunaan narkoba, petasan, perkelahian antar kelompok dan aksi perusakan fasilitas umum,” pungkasnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, operasi ketupat harus dilaksanakan secara optimal, dimana perjalanan mudik maupun balik, harus berjalan lancar (Aman), kejahatan dan gangguan Kamtibmas sekecil apapun harus dijaga dan diantisipasi. (KRI)
Komentar