Masohi, BM – Duta Parenting Maluku, Widya Pratiwi Murad Ismail (MI), melakukan kunjungan kerja di Desa Sepa, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, Selasa, (22/11/2022).
Dalam kunjungan ini, Widya mengajak semua pihak bekerja untuk Perangi Stunting melalui percepatan berbagai upaya-upaya penurunan Stunting di Kabupaten Maluku Tengah. Mengingat, Stunting, gizi buruk ataupun masalah gizi lainnya, memiliki penyebab dan dampak yang sama, yakni menciptakan generasi-generasi Maluku dengan kualitas SDM yang rendah dan tidak produktif.
“Mari bersama kita Perangi Stunting, untuk mewujudkan anak-anak Kabupaten Maluku Tengah menjadi generasi Unggul dan Berprestasi,” ajak Widya.
Widya menjelaskan, bila Desa Sepa adalah desa kedua yang telah ia kunjungi sebagai Duta Perangi Stunting. Sebelumnya di tahun 2019, ia juga telah mengunjungi Desa Lokus Stunting di Maluku Tengah yaitu Desa Piliana. Ia mengaku, kedatangannya merupakan bentuk kepedulian kepada masyarakat Maluku Tengah, khususnya Desa Sepa untuk bersilaturahmi dan melihat langsung permasalahan Stunting di Tanah Pamahanunusa.
“Saya ingin datang ke Desa Sepa karena saya melihat dari data yang ada, Desa Sepa terletak dekat dari kota Masohi tapi memiliki angka Stunting yang cukup tinggi, yaitu ada 97 anak Stunting di desa ini. Kita perlu mengkaji kira-kira apa yang menyebabkan tingginya angka Stunting, dan melakukan intervensi-intervensi yang tepat agar tidak ada lagi anak Stunting di Desa Sepa dan juga di desa-desa lain di Maluku Tengah,” jelasnya.
Berbicara mengenai Stunting, Widya menyampaikan beberapa pesan sebagai berikut, yakni para ibu hamil diminta untuk memperhatikan asupan gizi, kebersihan diri, rutin periksa kesehatan ke posyandu dan puskesmas, minimal 4 kali selama kehamilan. Rajin mengikuti kelas-kelas ibu hamil di Puskesmas, dan jangan lupa minum tablet tambah darah paling kurang 90 tablet selama kehamilan.
Selain itu, lanjut Ina Latu Maluku, para suami juga harus lebih siaga menjaga isteri untuk memeriksakan kehamilan ke puskesmas, dan dibawa ke fasilitas kesehatan untuk melahirkan, juga berikanan dukungan kepada istri agar dapat memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya.
“Kepada ibu yang punya balita, rajin mengantar anak ke posyandu setiap bulan untuk memantau tumbuh kembangnya dan mendapat imunisasi dasar lengkap,” katanya.
Tidak hanya itu, isteri Gubernur MI juga meminta, para tokoh Agama agar dalam setiap ceramah menyampaikan pesan-pesan moral yang berhubungan dengan kesehatan terutama saat konseling pra-nikah, pencegahan pernikahan dini dan pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan.
Tak hanya itu, kepala desa juga diminta agar dapat memprioritaskan pencegahan stunting dari sisi pengalokasian anggaran.
Dan yang terakhir, lanjut Widya, selain berada dalam kewenangan tanggungjawab kepala desa, namun posyandu juga menjadi tanggungjawab kita semua.
“Oleh karena itu mari kita tingkatkan peran Posyandu, karena Posyandu merupakan ujung tombak pencegahan Stunting.,” pungkasnya. (BM-03)
Komentar