oleh

Fauzan : Kolam Retensi Akan Dibangun di Bula

Ambon, BM – Untuk mengatasi permasalahan banjir yang selalu melanda Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), ketika insensitas curah hujan tinggi, maka Komisi III DPRD Maluku sudah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Maluku, termasuk Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku, dimana hasilnya akan dibangun satu buah kolam retensi berukuran besar, beserta turunannya yakni pembangunan saluran pembuangan air.

“Untuk menghilangkan stigma Bula adalah Kota Banjir, maka akan dibangun kolam retensi, beserta turunannya,” demikian dikatakan Anggota Komisi III DPRD Maluku, Fauzan Alkatiry, kepada awak media, Jumat (28/01/2022) diruang kerjanya.

Menurut politisi muda asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, permasalahan banjir Kota Bula, mendapat perhatian khusus Komisi III DPRD Maluku, dikarenakan adanya keluhan maupun surat masuk masyarakat SBT, yang mana banjir selalu menyerang pusat perkantoran vital yang menjadi sasaran masyarakat.

“Sejak tahun 2020, Komisi III DPRD Maluku sudah merapatkan permasalahan ini bersama dinas terkait dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku. Hasilnya, ditahun 2021, Draft Enginerring Design (DED), sudah diselesaikan Pemerintah Pusat, yang diwakili oleh BWS Maluku,” ujarnya.

Fauzan menjelaskan, DED merupakan gambaran besar, untuk bagaimana Pemerintah menyelesaikan Banjir Bula. Oleh karena itu, untuk mengatasi banjir tersebut, akan dibangun kolam retensi sebagai wadah penampung air, karna hilangnya daerah aliran sungai air wai kabur-kabur.

“Jadi dibangun kolam retensi,” tandasnya.

Fauzan memberikan apresiasi yang besar kepada beberapa pihak, diantaranya Dinas PUPR Maluku, yang adalah mitra Komisi III DPRD Maluku, serta kepada BWS Maluku dibawah pimpinan Pak Marfa, yang sangat konsen dan serius dalam hal penanganan banjir Bula.

“Mudah-mudahan pada tahun 2022 ini, sudah sampai pada tahap pekerjaan fisik dalam rangka menyelesaikan permasalahan banjir Bula,” pintanya.

Fauzan juga memberikan apresiasi kepada Bupati SBT, Mukti Keliobas, yang pada beberapa waktu lalu, sudah mengambil langkah untuk bertemu pimpinan BWS Maluku, guna membahas penyelesaian bencana yang ditangani Pemkab SBT.

“Sebut saja membahas pembebasan lahan untuk pembuatan kolam retensi, dimana Pak Bupati sudah selangkah lebih maju dalam hal penetapan lokasi dan pembebasan lahan untuk pembangunan kolam retensi tersebut,” ungkapnya.

“Keterangan ini saya dapat langsung dari Pak Kepala BWS Maluku, bahwa sudah ada koordinasi yang baik antara BWS Maluku bersama Pemerintah Provinsi Maluku dan Pemkab SBT,” tambah Fauzan.

Dirinya berharap, program ini dapat berjalan secara baik, agar stigma Bula Kota Banjir, dapat hilang dengan sendirinya.

Ia menjelaskan, banjir kota Bula, dikarenakan hilangnya daerah aliran sungai Wai Kabur-Kabur, sehingga apabila ada curah hujan yang tinggi, air akan menyebar di sekitaran dalam kota Bula.

“Kajian ini sudah dilakukan oleh konsultan profesional yang ditunjuk BWS Maluku, untuk bagaimana melakukan kajian konferhensif menangani banjir Bula, dimana salah satu rekomendasi dari kajian tersebut adalah pembangunan kolam retensi,” pungkasnya.

Kedepan, Fauzan berharap, ada perhatian khusus dinas tatakota SBT, untuk melakukan menejemen penataan kota oleh Pemkab SBT, sehingga tidak ada lagi penutupan aliran sungai karna pembangunan gedung.

“Misalnya pembangunan hotel, rumah sakit, dan lain-lain. Aliran sungai harus diberikan saluran. Jika tidak, maka air akan cari jalan keluar dengan cara meluap,” tutupnya. (KRI)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *