Ambon, BM – Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Provinsi Maluku, Wahid Laitupa, mengecam pernyataan Bitzael Silvester Temmar, atau yang dikenal dengan sapaan Bitto, pada salah satu media online, Minggu (24/04/2022), yang mengkritisi kepemimpinan Gubernur Maluku, Irjen. Pol. (Purn) Drs. H. Murad Ismail (MI) dan Wakil Gubernur, Barnabas Nataniel Orno, selama menjabat tiga tahun tanpa prestasi apa-apa.
Pasalnya, pernyataan mantan Bupati Maluku Tenggara Barat (MTB) dua periode tersebut, sengaja dimainkan untuk mengganggu popularitas Gubernur MI.
“Sebagai Ketua DPW PAN Maluku, saya menilai komentar Bitzael (Bito) Temmar, sengaja untuk mengganggu popularitas Gubernur Maluku yang lebih dikenal dengan sebutan MI,” tandas Wahid Laitupa, kepada BUMIMALUKU.COM, Minggu (24/04/2022).
Anggota DPRD Maluku yang terkenal vokal untuk kepentingan masyarakat, malah menyarankan agar Bitto Temmar harus sadar diri, untuk tidak hanya mau mengkritik orang lain, sedangkan diri sendiri belum bisa berbuat apa-apa selama menjabat Bupati MTB dua periode.
“Dia (Bitto) harus sadar diri, bahwa manusia itu gampang mengeritik. Tetapi kita bisa bertanya bahwa selama dia jadi Bupati Maluku Tenggara Barat (MTB) dua periode, apa yang bisa dia perbuat,” tanya Wahid.
Oleh karena itu, lanjut Wahid, silahkan saja untuk mengeritik, tetapi kalau berbicara soal keberhasilan Gubernur Maluku yang baru menjabat tiga tahun, harus pikir baik-baik. Sebab Gubernur Maluku punya prestasi cukup banyak.
“Saya bilang cukup banyak (prestasi Gubernur), hanya saja beliau tidak sama dengan gubernur terdahulu, yang suka mempopularitaskan diri dengan program-program yang dibuat,” tandasnya.
Wahid mengatakan, jika berbicara soal keberhasilan Gubernur Maluku saat ini, maka yang menjadi tolak ukur adalah ketika Gubernur MI menyelesaikan beban keuangan yang ditinggalkan Said Assagaff ketika menjabat Gubernur Maluku periode 2014-2019, dimana pria yang akrab disapa Pak Bib itu meninggalkan beban ABPD Maluku dikarenakan defisit lebih dari 300miliar.
“Setelah dilantik jadi Gubernur Maluku, Pak MI harus menyelesaikan beban APBD sebesar lebih dari Rp. 300miliar, yang ditinggalkan Pak Bib. Tapi dalam waktu hanya 7-8 bulan menjabat, beban APBD tersebut mampu diatasi, bahkan terjadi surplus kurang lebih Rp. 70miliar. Jika dilihat dari aspek keuangan, hal itu merupakan satu prestasi yang luar biasa. Berarti itu perlu diapresiasi bahwa tim Gubernur sangat luar biasa. Coba bayangkan, jika tidak ada beban APBD sebesar lebih dari 300 miliar tersebut, maka anggaran sebesar itu sudah tentu bisa digunakan untuk membangun Maluku kedepannya,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Wahid, jika Bitto Temmar bicara soal percepatan pembangunan dari sisi infrastruktur, silahkan saja menilai sendiri. Walaupun diperhadapkan dengan masalah pandemi Covid-19, ada berbagai gebrakan yang dibuat Gubernur MI, untuk percepatan pembangunan Maluku.
“Ada salah satu gebrakan Gubernur MI melalui program untuk mendapatkan SMI, itu tidak mudah atau tidak gampang untuk dilalui Gubernur-Gubernur siapapun juga. Jadi saya kira kalau dia (Bitto) mau pelajari dan lihat perkembangan pembangunan dan percepatannya, dia lihat saja sendiri diwilayah Tenggara, apa yang Gubernur MI tidak bisa melakukannya? Peningkatan pendidikan dari sektor infrastrukturnya, apa yang tidak beliau buat, Kemudian dari peningkatan infrastruktur jalan, apa yang beliau tidak buat,” tanya Wahid.
Oleh karena itu, Wahid meminta, agar Bitto Temmar untuk tidak memainkan peranan politiknya, guna menjatuhkan orang lain pada Pilkada tahun 2024 mendatang.
“Jangan kemudian karena ada kepentingan Pilkada tahun 2024, lalu kemudian kita menjatuhkan seseorang,” tandasnya. (KRI)
Komentar