oleh

Kabupaten Buru Serap KUR Pertanian Tertinggi, Kota Tual Terendah

Ambon, BM – Kepala Dinas Pertanian (Kadistan) Provinsi Maluku, Ilham Tauda mengatakan, tingkat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian tahun 2022 baru mencapai 16,4 persen, dari dana yang disiapkan Pemerintah sebesar kurang lebih Rp.900miliar.

Hal itu dikatakan Tauda, saat memimpin rapat Percepatan Penyerapan Pembiayaan Pertanian (KUR dan Asuransi) di Provinsi Maluku, Selasa (11/10/2022) di ruang rapat lantai VI Kantor Gubernur Maluku.

Tauda mengatakan, dari 11 Kabupaten/Kota se-Maluku, tingkat penyerapan KUR Pertanian para petani di Kabupaten Buru mencapai Rp.39,824 miliar, dimana pemanfaatan dana KUR oleh para petani di Kota Tual, hanya sebesar Rp.108juta, atau yang terendah di Provinsi Maluku.

“Penyerapan dana KUR pertanian oleh para petani yang ada di Provinsi Maluku, hingga saat ini baru mencapai 16,4 persen, dimana penyerapan tertinggi ada di Kabupaten Buru, sebesar Rp. 39,824 miliar dan Kota Tual sebagai daerah yang paling rendah memanfaatkan dana KUR, yakni hanya Rp.108 juta,” ujarnya.

Tauda merincikan, selain Kabupaten Buru, dan Kota Tual, penyerapan KUR Pertanian oleh para petani di Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) mencapai Rp. 38,232 miliar, Maluku Tenggara (Malra) sebesar Rp. 21,944 miliar, Kota Ambon Rp. 13,075 miliar, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) Rp. 11,506 miliar, Seram Bagian Timur (SBT) Rp. 9,673 miliar, Maluku Barat Daya (MBD) Rp. 9,393 miliar, Kepulauan Aru Rp. 3,639 miliar, Buru Selatan (Bursel) Rp. 1,015 miliar dan Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) Rp. 285 juta.

“Total penyerapan KUR di 11 Kabupaten/Kota sebesar Rp. 148 miliar lebih. Nah kalau dengan dihitung alokasi KUR Pertanian di Maluku yang sebesar Rp. 900miliar, maka penyerapannya baru mencapai 16,4 persen,” bebernya.

Masih dalam pemaparan tersebut, Tauda mengatakan, realisasi KUR Pertanian di Provinsi Maluku tahun 2022, masih didominasi bidang holtikutura, yakni sebesar Rp. 58,9 miliar, diikuti tanaman pangan Rp. 41,1 miliar, perkebunan Rp. 23,6 miliar, peternakan Rp. 17,1 miliar, jasa pertanian Rp. 6,2 miliar dan Mixed Farming Rp. 1,5 miliar.

Sementara itu, lanjut Tauda, untuk total keseluruhan Debitur KUR Pertanian tahun 2022 di Provinsi Maluku, berjumlah 4514 debitur, dengan rincian tanaman pangan sebanyak 978 debitur, holtikutura 1885 debitur, perkebunan 900 debitur, peternakan 557 debitur, Mixed Farming 40 debitur dan jasa pertanian 154 debitur.

Untuk jasa perbankan penyalur KUR Pertanian di Maluku, Tauda mengatakan, Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai bank yang paling banyak menyalurkan KUR kepada para petani, yakni Rp. 144,033 miliar, dengan jumlah debitur sebanyak 4451 debitur.

Sedangkan untuk Bank Mandiri, besaran penyaluran KUR Rp. 4,065 miliar dengan jumlah debitur sebanyak 57 debitur, dan Bank Negara Indonesia (BNI) hanya menyalurkan dana KUR Rp. 225 juta, yang dimanfaatkan 4 debitur.

Sementara Bank lainnya yanh menyalurkan KUR, kata Tauda, sebesar Rp. 370 juta, dengan jumlah debitur 2 orang.

“Oleh karena itu, dibutuhkan upaya percepatan, agar pertemuan dengan lembaga jasa keuangan, OJK, BI, pimpinan OPD serta Dinas Pertanian Kabupaten/Kota se-Maluku, nantinya dapat mendorong percepatan realisasi KUR maupun asuransi tani di daerah ini,” pungkasnya. (BM-01)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *