Refra Minta Aparat Keamanan Bertindak Cepat Tangkap Pihak Yang Diduga Aktor Penyebab Bentrok di Malra

Hukrim, Parlemen105 Dilihat

Ambon, BM – Wakil Ketua Komisi III DPRD Provinsi Maluku, Mumin Refra mengecam keras Bentrok yang terjadi Minggu (16/03/2025) di Landmark Kota Langgur Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), yang mengakibatkan 2 warga meninggal dunia dan beberapa lainnya mengalami luka-luka, serta 9 Anggota Polres setempat juga menjadi korban luka-luka pada bentrok tersebut.

Sebagai putra Kei Kabupaten Maluku Tenggara, Mumin Refra yang juga selaku Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPRD Provinsi Maluku itu, sedih bercampur marah ketika mendengar berita tersebut.

“Mestinya di bulan Ramadan ini, kita saling menghargai dan menghormati satu sama lain, sehingga bagi yang melaksanakan Ibadah Ramadhan jangan merasa terganggu oleh hal-hal yang menimbulkan masalah-masalah sosial dan budaya yang dapat merusak pola tatanan kehidupan masyarakat Kei khususnya dan masyarakat wilayah Maluku Tenggara pada umumnya,” ungkap Refra Minggu (16/03/2025).

Ia menduga, berbagai peristiwa-peristiwa yang terjadi selama ini, sepertinya ada baydesain. “Karena sudah berulang kali kejadian seperti ini, hanya itu-itu saja, kalau peristiwa-peristiwa yang terjadi ini, berulang kali di tempat itu dan sampai saat ini belum dapat mengantarkan para pelaku ke lembaga peradilan hukum dalam hal ini pengadilan hukum, maka pasti akan menjadi rutin peristiwa seperti ini dan setiap saat,” ujarnya.

Yang menjadi pertanyaan, lanjut Refra, masa selama ini pihak aparat kepolisian dengan peralatan intelektual dan profesional tidak dapat mendeteksi pihak-pihak yang diduga menjadi aktor dan pelaku lapangan.

“Ini yang patut kami duga ada yang mendesain peristiwa peristiwa seperti ini,” ungkapnya.

Oleh karena itu Ia meminta agar Aparat keamanan harus dan wajib tegas, cepat dan tepat bertindak untuk menangkap pihak-pihak yang diduga atau diketahui sebagai Aktor dan pelaku lapangan.

“Jangan biarkan anak – anak yang tidak paham apa apa lalu kemudian dijadikan sebagai pelaku, ini sesuatu yang tidak bagus, tetapi harus dicarikan yang sebenar-benarnya Aktor dan pelaku lapangan itu dan tangkap, karena sudah merusak tatanan budaya orang Kei,” tegasnya.

Tak hanya itu, Ia juga meminta agar Kapolres Maluku Tenggara di evaluasi kemudian harus dicopot, serta persoalan ini harus diambil alih Polda Maluku, dikarenakan kejadian seperti ini bukan terjadi sekali, akan tetapi terus menerus dan sudah menelan korban jiwa.

Menurutnya, masyarakat Kei pada khususnya dan umumnya Maluku Tenggara, adalah masyarakat yang kuat dalam tatanan adat, masyarakat Kei khususnya dan masyarakat Maluku Tenggara pada umumnya sangat beradab dalam perilaku sosialnya yang berbudi pekerti, cinta mencintai, saling sayang menyayangi dan saling bahu membahu.

“Inilah masyarakat yang memiliki ketahanan sosial yang cukup baik dan bagus, sehingga janganlah kita kotori dengan orang orang berperilaku yang tidak bermartabat dan tidak bertanggung jawab serta menginginkan peradaban kita, adat istiadat yang ditinggalkan oleh para Leluhur kita hancur,” kata Refra.

“Harusnya ada kepastian hukum. Polisi sudah saatnya menetapkan pihak-pihak yang diduga terlibat dan alat bukti cukup dijadikan tersangka dan sampai pada lembaga pengadilan, sehingga ini benar-benar menjadi efek jera bagi orang orang yang diduga terlibat dalam persoalan seperti ini,” ungkap Refra menambahkan. (*)